LAPORAN
AKHIR KELOMPOK VI
KULIAH
KERJA NYATA (KKN)
ANGKATAN
XXI
DI DESA
KEBONAGUNG KECAMATAN NGAMPEL
KABUPATEN
KENDAL
Disusun
oleh:
1.
Hamdani
2.
A. Sa’dun
3.
Wahid
4.
Eko Nur Cahyo
5.
M Nasirudin
6.
Turmudi
|
10920002
10910449
10910625
10910504
10910284
10910514
|
7.
Retno Muninggar
8.
Nur Hidayah
9.
Yunia Fiyani Fitri
10.
Latifatun Nadliroh
11.
Anita Amalia
12.
Uswatun Khasanah
|
10910056
10910508
10910062
10910159
10910308
10910255
|
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM WALISEMBILAN
SEMARANG
2012
STRUKTUR KKN
KELOMPOK VI DESA KEBONAGUNG
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Pertama kali
kami menginjak kaki di Desa Kebonagung, perasaan senang, sedih. bercampur
dengan bahagia dan penasaran kami rasakan, serta berfikir apa yang harus kami
lakukan di tempat yang belum pernah kami datangi dan belum kami kenal
Masyarakatnya.namun setelah Bapak Khoeruddin, S.Pd.I menyerahkan kami kepada
Bapak Kepala Desa dan Masyarakat Desa
Kebonagung yang pada akhirnya kami di tempatkan di rumah Bapak Carik Mugiyono
kami di ceritakan sedikit banyak tentang Desa Kebonagung ini kami merasa lega,
karena basic dari Desa Kebonagung sangat
agamis sekali, dari mulai hari senin sampai minggu sangat penuh dengan kegiatan
keagamaan.
Namun untuk
penyusunan program kegiatan kami juga perlu masyarakat sebagai sumber utama
dalam menyusun segala hal yang diperlukan disini.Dalam menyusun program kami
harus mengumpulkan data dan informasi dari Desa secara lengkap dan akurat tanpa
terjadi kesalahan dan akhirnya dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi
Masyarakat.oleh karena itu data dan informasi yang kami gali dan di kumpulkan dari masyarakat setempat
serta menggunakan ide masyarakat sebagai gagasan utama untuk di terjemahkan
kedalam setiap kegiatan sehingga apapun yang kita lakukan adalah hal yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Kami Mahasiswa KKN mencoba ikut membantu memecahkan problema yang dihadapi
masyarakat, dengan cara memberdayakan potensi yang ada dalam rangka
melaksanakan pembangunan di bidang agama dan sosial kemasyarakatan.
Dengan
demikian KKN ini menjadi obyek dan sekaligus subyek dinamika paradigmatik
pembinaan dan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, karena tolak ukur keberhasilan
dari segala ilmu di masyarakat sekitarnya. Sebaliknya ilmu yang didapatkan dari
kampus juga semata-mata untuk masyarakat, bahkan peranan ini akan lebih penting
apabila ilmu tersebut relevan dengan kebutuhan di masyarakat. Oleh karena itu
bagi perguruan tinggi di Indonesia pelaksanaan pengabdian pada masyarakat
mutlak diperlukan bahkan merupakan suatu keharusan.
Berdasar
pemikiran di atas, maka Sekolah Tinggi Agama Islam Walisembilan Semarang merasa
terpanggil untuk melaksanakan program di bidang pengabdian masyarakat melalui
Kuliah Kerja Nyata.
Kuliah
Kerja Nyata (KKN) merupakan kegaitan kurikuler yang harus dilaksanakan oleh
setiap mahasiswa sebelum melaksanakan studinya di SETIA-WS Semarang. Oleh sebab
itu KKN dipandang sangat bermanfaat bagi mahasiswa, juga bagi almamater,
pemerintah dan masyarakat.
A.
Letak Geografis
Berdasarkan letak geografis
wilayah, desa kebun agung sebelah selatan ibu kota kabupaten Kendal. Desa kebun
agung salah satu desa di kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal, dengan jarak tempuh
ke ibu kota kecamatan 1Km, dan ke ibu kota
kauhan dapat dibupaten 7,5 Km laut dan dapat ditempuh dengan sumber sari
barat di sebelah utara perbatasan dengan ngampel kulon luas wilayah daratan
kebon agung adalah 161 Km2, dengan panjang pantai 12 Km, luas yang ada terbagi
dalam beberapa peruntuhkan dapat di kelompokkkan seperti untuk fasilitas umum
pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dll
Secara administratife wilayah Desa
Kebonagung terdiri dari 14 RT dan 4 RW, meliputi ( peta desa terlampir )
Secara topografi, Desa Kebunagung terbagi dalam dua
wilayah, yaitu wilayah pantai di bagian utara wilayah daratan di bagian tengah,
wilayah pegunungan di bagian selatan.
Dengan kondisi topografi demikian,
Desa Kebunagung memiliki variasi ketinggian antara 12 M sampai dengan 13 M dari permukaan laut. Daerah terendah di
wilayah RT 02, RW 03 dan daerah tertinggi di wilayah RT. 03, RW. 02
Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,
khususnya di sector pemerintahan umum, Desa Kebunagung sudah sejak lama memberikan
pelayanan antara lain berupa : pencatatan sipil/surat – surat keterangan
perkawinan yang telah teradminitrasi dengan baik. Selain itu guna memenuhi
persyaratan adminitrasi dengan baik. Selain itu guna memenuhi persyaratan
adminitrasi perijinan, dan juga telah secara rutin memberikan surat keterangan
usaha kepada warga masyarakat desa maupun pihak lain yang akan membuka usaha di
Desa Kebunagung. Pengadminitrasian perijinan juga telah dilakukan dengan baik ,
meskipun diperlukan penyempurnaan / perbaikan demi kepentingan kearsipan
Ketentraman dan ketertiban desa
menjadi prioritas desa kebonagung. Hal itu dikarenakan dengan terjaminnya
ketentraman dan ketertiban wilayah akan berdampak pula dengan kondisi
perekonomian masyarakat, kerukunan atau kegotongroyongan, dan kehidupan yang
layak bagi masyarakat desa kebunagung dan sekitarnya . kesemuanya itu akan
berdampak positif terhadap oerencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di
Desa Kebunagung.
B. Monografi dan Demografi Desa
Berdasarkan
Data Administrasi Pemerintahan Desa, jumlah penduduk yang tercatat secara
administrasi berjumlah 1278 jiwa tahun 2008 meningkat menjadi 1307 di tahun
2009 dan pada tahun 2010 naik menjadi 1319 dengan rincian penduduk berjenis
kelamin laki-laki, berjumlah 676 jiwa meningkat menjadi 685 ditahun 2009 tahun
2010 menjadi 698 jiwa. dengan rincian, berjenis kelamin perempuan berjumlah 603
jiwa pada tahun 2009 meningkat menjadi 622 ditahun 2010 menjadi 621 secara
rinci dapat dilihat pada table dibawah ini :
Perkembangan
Jumlah Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin
Desa
Ngampel wetan Tahun 2010 – 2012
No.
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah jiwa penduduk
|
||
|
|
Tahun 2010
|
Tahun 2011
|
Tahun 2012
|
1.
|
Laki-laki
|
1678
|
1680
|
1686
|
2.
|
Perempuan
|
1763
|
1705
|
1710
|
Jumlah
|
3376
|
3385
|
3396
|
Sumber : Profil Desa
Seperti
terlihat dalam table di atas, menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk
tahun 2011 naik 2,1 %, tahun 2010 naik 0,1 %, sedangkan dilihat proporsi
penduduk tercatat jumlah total penduduk Desa Kebonagung sebanyak 3396 jiwa,
terdiri dari laki-laki 1686 jiwa atau 52,9 % dari total jumlah penduduk yang
tercatat, sementara perempuan 1710 jiwa atau 47,1 % dari total jumlah penduduk
yang tercatat.
Agar
dapat mendiskripsikan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di
Desa Kebonagung dilakukan identifikasi jumlah penduduk dengan menitik beratkan
pada klasifikasi usia dan jenis kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran
tentang kependudukan Desa Kebonagung yang lebih komprehensif. Untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan deskripsi tentang jumlah penduduk di Desa
Kebonagung berdasarkan pada usia dan jenis kelamin secara detail dapat dilihat
dalam lampiran table berikut
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Struktur usia Tahun 2010
No.
|
Kelompok
Usia
|
L
|
P
|
Jumlah
|
Prosentasi
(%)
|
1.
|
0 - 4
|
135
|
135
|
270
|
0
|
2.
|
5 - 9
|
160
|
160
|
320
|
7,4
|
3.
|
10 - 14
|
168
|
169
|
337
|
8,7
|
4.
|
15 - 19
|
182
|
183
|
365
|
8,9
|
5.
|
20 - 24
|
192
|
193
|
385
|
11,7
|
6.
|
25 - 29
|
197
|
197
|
394
|
10,7
|
7.
|
30 - 34
|
96
|
97
|
193
|
6,2
|
8.
|
35 - 39
|
95
|
96
|
191
|
6,8
|
9.
|
40 - 44
|
84
|
87
|
171
|
5,2
|
10.
|
45 - 49
|
80
|
83
|
163
|
6,0
|
11.
|
50 - 54
|
80
|
82
|
162
|
3,9
|
12.
|
55 - 59
|
77
|
79
|
156
|
4,1
|
13.
|
60 - 64
|
52
|
53
|
105
|
5,1
|
14.
|
65 - 69
|
42
|
46
|
88
|
5,6
|
15.
|
70 - 74
|
37
|
40
|
77
|
4,8
|
16.
|
> 75
|
80
|
10
|
19
|
8,2
|
Jumlah
|
1686
|
1710
|
339
|
100
|
Sumber
: Profil Desa
Dari total jumlah penduduk Desa
Kebonagung dikategorikan kelompok rentan dari sisi kesehatan mengingat usia
yaitu penduduk yang berusia 70 th jumlahnya mencapai 10,7 % 0 – 4 tahun ada 8,3
%, sedangkan 5-9 tahun, ada 7,4 %.
C.
Keadaan
Sosial Ekonomi
Secara umum
konddisi perekonomian desa kebonagung oleh beberapa mata pencaharian warga
masyarakat dan dapat teridentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian,
seperti : petani, buruh, PNS/TNI/Polri, karyawan swasta, pedagang, wirausaha,
pensiunan, buruh bangunan/tukang, peternak. Jumlah penduduk berdasarkan mata
pencahraian dapat dilihat pada tabel berikut :
Perkembangan
Jumlah Penduduk Desa Kebonagung
Menurut Mata Pencaharian
Tahun
2010 - 2012
No
|
Pekerjaan
|
Jumlah
|
||
Tahun
2010
|
Tahun
2011
|
Tahun2012
|
||
1
|
Petani
|
432
|
430
|
428
|
2
|
Buruh Tani
|
507
|
501
|
497
|
3
|
Peternakan
|
1
|
1
|
1
|
4
|
Pedagang
|
117
|
118
|
128
|
5
|
Wirausaha
|
9
|
10
|
12
|
6
|
Karyawan Swasta
|
42
|
46
|
50
|
7
|
PNS/TNI dan Polri
|
35
|
39
|
41
|
8
|
Pensiunan
|
9
|
9
|
9
|
9
|
Tukang Bangunan
|
87
|
91
|
109
|
10
|
Tukang Kayu/Ukir
|
22
|
23
|
27
|
11
|
Lain-lain / Tidak Tetap
|
306
|
304
|
300
|
Jumlah
|
1567
|
1569
|
1605
|
Gambaran pekembangan perekonomian
desa Kebonageng
Tahun 2010 – 2012
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
||
Tahun
2010
|
Tahun
2011
|
Tahun
2012
|
||
1
|
Angkutan Pedesaan
|
7
|
8
|
8
|
2
|
Kendaraan Roda 4
|
20
|
25
|
27
|
3
|
Kendaraan Roda 2
|
1055
|
1156
|
1258
|
4
|
KUD / Koperasi
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Produksi Padi
|
670
Ton
|
668
Ton
|
708
Ton
|
6
|
Produksi Jagung
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Produksi Kacang
|
86
Ton
|
105
Ton
|
118
Ton
|
8
|
Produksi Ketela
|
-
|
-
|
-
|
9
|
Produksi Sayur
Produksi Buah
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
|
Produksi perikanan
darat/laut
|
-
|
-
|
-
|
11
|
Ternak
Besar/kerbau/sapi
|
6
|
6
|
6
|
12
|
Ternak Kambing
|
12
|
13
|
18
|
13
|
-
Produksi
daging
-
Produksi telur
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
14
|
Ternak Ayam
|
367
|
371
|
370
|
15
|
Luas pertambangan
|
-
|
-
|
-
|
16
|
Keluarga yang
teraliri listrik
|
809
|
816
|
826
|
17
|
- Jumlah Industri
- Pasar
- Koperasi
|
-
|
-
|
-
|
18
|
- Obyek wisata
- Terminal
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah Prasarana dan Sarana Desa
Kebonagung
Tahun 2010 – 2012
No
|
Uraian
|
Tahun
2010
|
Tahun
2011
|
Tahun
2012
|
1
|
Jalan beraspal
|
1.500
m
|
1.
500 m
|
1.
500 m
|
2
|
Jalan berbatu / tanah
|
500
m
|
400
m
|
300
m
|
3
|
Jembatan kecil
|
3
|
3
|
3
|
4
|
Jembatan sedang / besar
|
4
|
4
|
4
|
5
|
Bendungan
|
-
|
-
|
-
|
6
|
Jaringan irigasi
|
-
|
-
|
-
|
Sumber : Data Desa
Pola Tata Guna Lahan Desa
Kebonagung
No
|
Lahan
|
Luas
(ha) Tahun 2011
|
Luas
(ha) Tahun 2012
|
1
|
Bangunan / pekarangan
|
38
ha
|
38
ha
|
2
|
Tegalan / Kebun
|
2
Ha
|
2
Ha
|
3
|
Sawah
|
118
Ha
|
118
Ha
|
4
|
Tambak
|
-
|
-
|
5
|
Hutan
|
-
|
-
|
6
|
Perkebunan
|
-
|
-
|
7
|
Industry
|
-
|
-
|
8
|
Bending
|
-
|
-
|
9
|
Irigasi tersier
|
-
|
-
|
10
|
Irigasi sekunder
|
3
|
3
|
Sumber : Data Desa
D.
Keadaan
Sosial Budaya
Sejarah
berdirinya desa kebonagung erat dengan hari jadi Kabupaten Kendal serta
berdirinya Negara Republik Indonesia NKRI, berdasrkan Undang-undang dan
peraturan pemerintahan dalam struktur pemerintahan desa dibawah pemerintahan
kabupaten.
Babat
desa kebonagung berawal pada jaman kerajaan Islam Demak sampai kerajaan Mataram
Islam, yang sekarang menjadi wilayah daerah Yogjakarta yang di pimpin oleh
kesultanan hadiningrat, yaitu Kanjeng Dalem Sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono.
Hubungan
berdirinya Kendal dengan Mataram berdasarkan sejarah di kota gede yogjakarta
dibuktikan dengan peninggalan sejarah di wilayah Kendal hingga sekarang yaitu
tanah masjid kaliwungu dan tanah masjid Kendal juga hutan alam / hutan jati
lindung. kalau sekarang, yang berada di Desa Darupono Kaliwungu selatan serta
peninggalan-peninggalan lainnya.
Bersamaan
sejarah Kendal, nama Desa Kebonagung berawal dari datangnya seorang prajurit
yang bernama Ki tunggul asal datangnya dari mataram, yang labuh di dusun welang
sekitar desa Kebonagung, yang kemudian menjadi abdi pangeran welang atau
sebutan pangeran sentono, kemudian dian menjadi pekatik ( ngopeni/cari rumput
untuk makan kudanya ) setelah pengabdiannya lama dia diutus untuk menjaga
wilayah kekuasaan pangeran Sentono yaitu di wilayah arah utara, selanjutnya Ki
Tunggul membuat depok di kebon yang luas dan orang pertama yang membubak tanah
belantara sampai bercocok tanam, karena tanah yang di garap kelihatan luas dan
agung, maka ki Tunggul memberi nama Kebonagung, sampai dia wafat dan sampai
sekarang makam Ki Tunggul di keramatkan dan di lestarikan.
Adapun
desa kebonagung dari tahun 1915 sampai dengan sekarang telah terjadi beberapa
kali kepemimpinan yang terbagi dalam beberapa periode, Yaitu :
Jabatan
Kades Kebonagung mulai 1915
No.
|
Demang/Lurah
|
Periode
|
Keterangan
|
1.
|
Main
|
1915 - 1919
|
-
|
2.
|
Sutris
|
1920 - 1926
|
-
|
3.
|
Abu
|
1927 - 1950
|
-
|
4.
|
Karman
|
1951 - 1961
|
-
|
5.
|
Marno
|
1962 - 1965
|
Carik : Wawan Atmo S
|
6.
|
Tomo
|
1966 - 1988
|
Carik : 1. Wawan Atmo S
2.
Baedowi
|
7.
|
Mariyanto
|
1989 - 1998
|
Carik : 1. Baedowi
|
8.
|
K. Slamet R
|
1999 - 2011
|
Carik : 1. Baedowi
2.
Mugiyono
|
Untuk itu mayoritas Penduduk
Kebonagung memiliki sosial budaya yang sangat tinggi kebudayaan yang ada antara
lain pada spiritulnya seperti halnya pengajian, selasanan , maulid, serta
jamaah-jamaah yang berkaitan dengan islam.
E.
Keadaan
Sosial Keagamaan
Dilihat dari
penduduknya, Desa Kebonagung mempunyai penduduk yang hitorogin dilihat dari
agama dan keyakinan mereka, perkembangan dibidang spiritual dapat dilihat dari
banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama, dari hasil pendataan penduduk
yang beragama islam, katolik, Budha, Hindu, Chonghucu, sebagaimana terlihat
dalam table sbb :
Jumlah
Pemeluk Agama dan Tempat Ibadah
Tahun
2010-2012
No.
|
Agama
|
Tahun 2010
|
Tahun 2011
|
Tahun 2012
|
|||
Pemeluk
|
Tempat Ibadah
|
Pemeluk
|
Tempat Ibadah
|
Pemeluk
|
Tempat Ibadah
|
||
1
|
Islam
|
3396
|
11
|
3396
|
11
|
3396
|
11
|
2
|
Kristen
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Katolik
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Budha
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Hindu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6
|
Chonghucu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sumber
: Data Desa
F. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Desa
1. Pemerintahan Desa
Sistem pemerintahan
Desa Kebonagung menggunakan pola minimal dengan susunan sebagai berikut :
Nama
Pejabat Wilayah Administrasi Pemerintah
Desa
Kebonagung
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
K. Slamet rahardjo
|
Kepala
Desa
|
2
|
Mugiyono
|
Sekretaris
Desa
|
3
|
Moch Fadholi
|
Kaur
Umum
|
4
|
Teguh Prayitno
|
Kaur
Keuangan
|
5
|
Ghozali
|
Kaur
Kesra
|
6
|
Sukandar
|
Bayan
Tani
|
7
|
Suhartono
|
Jogo
Boyo
|
8
|
Wahyudi
|
Kamituwo
I
|
9
|
Kiswo
|
Kamituwo
II
|
10
|
Sudadi
|
Kamituwo
III
|
11
|
Malik
|
Kamituwo
IV
|
2.
Badan
Permusyawaratan Desa
Nama
Anggota Badan Permusyawaratan Desa Kebonagung
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
H. Mundirdu Kariml
|
Ketua
I
|
2
|
R. Waluyono
|
Ketua
II
|
3
|
Abdul Karim
|
Sekretaris
|
4
|
H. Subkhan
|
Bendahara
|
5
|
H. Muslih
|
Anggota
|
6
|
Kamdan Sukhron
|
Anggota
|
7
|
Rohmat
|
Anggota
|
8
|
Maksum
|
Anggota
|
9
|
Afwan, S.Pd
|
Anggota
|
BAB II
PROGRAM KERJA DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI
A.
Program Kerja KKN
Kegiatan KKN berlangsung 9 sampai 29 Oktober 2012, dalam waktu
kurang lebih 3 minggu ini, kami mahasiswa KKN telah menyusun Program Kerja
sebagai berikut :
1.
Sektoral Fisik
Setelah melakukan survey, akhirnya kami menyimpulkan dan memutuskan
untuk melengkapi apa – apa yang dibutuhkan, diantaranya :
a.
Perbaikan
dan Penertiban sarana organisasi Musholla Nurul Muslimin
b.
Pengadaan sarana keagamaan ( Kitab Yasin dan
Tahlil, Berjanzi dan al-Qur’an )
c.
Pengadaan Sarana Ibadah ( Sajadah & Mukena )
2.
Sektoral Non Fisik
a. Pengajian
dalam rangka wisuda Qiro’ati
TPQ Bustanul Mubtadi’in.
b. Pengajian
telaah Qur’an ( Tafsir al-Qur’an )
c. Pengajian
Jam’iyah Mujahidin ( Rutinitas )
d. Mengikuti
Kamisan ( Tahlil di Muqbaroh )
e. Mengikuti
Selasanan ( Keliling rumah warga )
f. Membantu
mengajar TPQ Bustanul Mubtadi’in
g. Membantu
mengajar PAUD DIAN MAHARDIKA
h. Membantu
Mengajar RA Mahardika
i.
Membantu Mengajar MDA
Nahdlotul Ulama’
j.
Mengikuti Istighosah
Sabtu Kliwonan
k. Mengikuti
Reuni Ponpes Jember sekabupaten Kendal
l.
Mengikuti tahlil rutinitas malam Jum’at
Kegiatan
tersebut diatas dimaksudkan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita
terhadap Allah SWT, sekaligus sebagai tali silaturrahmi dengan masyarakat, dan
memperkenalkan mahasiswa KKN dengan masyarakat sekitar Desa Kebonagung.
3.
Lintas Sektoral Fisik
Bidang ini meliputi segala bidang
diluar bidang keagamaan yang berupa
pengadaan, pemeliharaan sarana-sarana umum penunjang terlaksananya pembangunan
Desa serta memprakarsai kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan
kemandirian dan kekaryaan masyarakat. Adapun Program lintas sektoral fisik
antara lain :
a.
Pengadaan
apotek hidup di balai Desa
b.
Pembuatan
papan informasi Musholla Nurul Muslimin
c.
Pembuatan
papan nama perangkat desa
d.
Pembuatan
papan informasi di balai desa
e.
Mushollaku
bersih
f.
Desaku Bersih
4.
Lintas Sektoral Non Fisik
Bidang ini
meliputi hal-hal diluar bidang keagamaan yang berupa penyuluhan dan bimbingan
terdapat peningkatan taraf hidup Masyarakat baik dibidang ekonomi maupun ilmu
pengetahuan.Adapun Program lintas sektoral non fisik antara lain :
a.
Mengikuti
kumpulan Rt/Rw
b.
Mengunjungi
objek wisata jurug sewu
c.
Mengikuti
posyandu
d.
Mengikuti
pelantikan KADUS I dan KADUS III
e.
Memberikan penyuluhan
pembuatan krupuk gandum
f.
Bimbingan
belajar,
g.
Pengadaan perlengkapan
Pramuka
h.
Mengikuti
prosesi ‘idul ‘adha
i.
Mengadakan
lomba sepeda santai.
Itulah program
yang kami rencanakan untuk dapat dilaksanakan tidal lebih dari waktu yang telah
ditentukan, kemudian harapan kami TIM KKN yang ada di Desa Kebonagung ini
semoga program yang telah kami rencanakan dapat berjalan dengan baik, dan dapat
meninggalkan kesan yang baik bagi Desa Kebonagung.
B.
Problematika yang dihadapi
Program kerja KKN XXI SETIA-WS Semarang
Tahun 2012 Kelompok VI yang telah disusun dan direncanakan berdasarkan juknis
dan panduan peserta KKN yang telah diterbitkan oleh BP-KKN SETIA-WS Semarang
ternyata belum dapat dilaksanakan secara maksimal dalam pencapaian target yang
dikehendaki. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa permasalahan di lapangan
yang menjadi problematika yang harus diselesaikan, yakni sebagai berikut:
1.
Problem
Internal
a.
Peserta
KKN sebagian sudah bekerja, baik pada instansi/lembaga pemerintahan maupun non
pemerintahan, sehingga mengakibatkan kurang maksimal dalam melaksanakan program
kegiatan;
b.
Peserta
KKN sebagian telah berkeluarga yang mengakibatkan konsentrasi kegiatan tidak
dapat berjalan dengan optimal;
c.
Peserta
KKN sebagian berusia tidak muda lagi, sehingga hal ini berpengaruh pada
semangat dan stamina.
2.
Problem
Eksternal
a.
Masih
terjadinya salah persepsi dalam masyarakat desa peserta KKN berada, yakni
masyarakat desa setempat masih beranggapan bahwa KKN adalah untuk membangun
desa secara fisik. Padahal dana dari mahasiswa peserta KKN sangat terbatas,
terlebih lagi tidak diperbolehkan mengajukan proposal baik ke instansi/lembaga
maupun ke masyarakat;
b.
Waktu
yang cukup singkat membuat kami sedikit kesulitan menentukan program yang pas
dan sesuai seperti yang dibutuhkan oleh masyarakat tanpa harus melebihi waktu
yang telah ditentun
C.
Sektoral
Yaitu kegiatan yang berorientasi pada keagamaan. Sektoral dibagi
menjadi 2 bagian, yakni sebagai berikut:
1.
Sektoral
Fisik, dapat berupa:
·
Memprakarsai
pendirian tempat-tempat peribadatan (untuk kaum muslim) di wilayah-wilayah
tertentu yang keadaannya sangat dimungkinkan, sementara belum ada (seperti
mushola);
·
Memprakarsai
pengadaan sarana-sarana penunjang yang belum ada untuk tempat-tempat peribadatan
(seperti mukena, sajadah dll);
·
Perbaikan
dan penertiban sarana dan fasilitas penunjang tempat-tempat peribadatan
sehingga menjadi layak;
·
Memprakarsai
berdirinya lembaga-lembaga pendidikan khususnya pendidikan agama baik formal,
non formal dan informal (seperti madrasah);
·
Perbaikan
dan penertiban lembaga pendidikan khususnya pendidikan agama yang telah ada;
·
Memprakarsai pengadaan sarana-sarana penunjang bagi
pelaksanaan pendidikan agama;
·
Perbaikan
dan penertiban sarana dan fasilitas penunjang pendidikan agama sehingga menjadi
layak;
·
Memprakarsai
berdirinya kantor lembaga dan organisasi sosial keagamaan yang belum ada;
·
Perbaikan
dan penertiban organisasi social keagamaan.
2.
Sektoral
Non Fisik, dapat berupa:
·
Pembinaan
dan penyuluhan kehidupan ritual keagamaan;
·
Penyuluhan
peningkatan wawasan keagamaan;
·
Pembinaan
dan penghayatan kesadaran kehidupan
sosial keagamaan;
·
Penyuluhan
penghayatan pemberdayaan umat beragama khususnya dalam bidangg sosial ekonomi
umat serta pendekatan agama sehingga meningkat kesadaran kemandirian dan
kehidupannya;
·
Penyuluhan
peningkatan kesadaran dalam penguasaan bidang ilmu pengetahuan dan ilmu
keagamaan;
·
Pembinaan
dalam peningkatan kesadaran, keteraturan dan ketertiban dalam pengelolaan
lembaga peribadatan agama baik formal, informal, dan non-formal serta
lembaga-lembaga sosial keagamaan lainnya;
·
Penyuluhan
peningkatan wawasan dan pemahaman tentang pendekatan dan metode dalam
pengembangan ajaran Islam.
D.
Lintas Sektoral
Yaitu
kegiatan yang berorientasi pada sosial kemasyarakatan. Kegiatan ini juga dibagi
menjadi 2 macam, yakni sebagai berikut:
1.
Lintas
Sektoral Fisik, dapat berupa:
·
Memprakarsai
terhadap kegiatan yang menunjang terlaksananya pembangunan desa;
·
Pengadaan
dan pemeliharaan sarana-sarana umum penunjang pembangunan;
·
Memprakarsai
kegiatan-kegiatan terwujudnya lingkungan yang sehat dan indah;
·
Memprakarsai
dan berpartisipasi dalam kegiatan yang menunjang peningkatan taraf hidup
masyarakat;
·
Memprakarsai
kegiatan-kegiatan ketrampilan dasar yang menunjang pada kemandirian dan
kekaryaan.
2.
Lintas
Sektoral Non Fisik, dapat berupa;
·
Penyuluhan
terhadap kesadaran masyarakat untuk membangun;
·
Penyuluhan
terhadap peningkatan kesadaran masyarakat dalam kehidupan yang sehat;
·
Penyuluhan
terhadap peningkatan kesadaran untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi;
·
Penyuluhan
peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup yang sehat;
·
Penyuluhan
dan bimbingan dalam peningkatan etos dan produktifitas kerja;
·
Penyuluhan
dan bimbingan terhadap peningkatan kesadaran masyarakat dalam kemandirian dalam
berkarya.
E.
Faktor Penghambat dan Pendukung
1.
Faktor
Pendukung
a.
Masyarakat
sangat antusias dalam menerima KKN;
b.
Banyaknya
lokasi pendidikan keagamaan di lokasi KKN sehingga memudahkan pelaksanaan
program kerja KKN;
c.
Peserta
KKN sebagian sudah bekerja di lembaga pendidikan baik formal maupun non formal
sehingga mudah beradaptasi dengan lembaga pendidikan yang berada di lokasi
kegiatan KKN;
d.
Banyaknya
kegiatan keagamaan di lokasi KKN sehingga sangat memudahkan partisipasi aktif
dari peserta KKN;
e.
Mayoritas
warga di lokasi KKN beragama Islam sehingga memudahkan komunikasi dan adaptasi
tradisi dengan baik.
2.
Faktor
Penghambat
a.
Peserta
KKN sebagian sudah bekerja, baik pada instansi pemerintahan maupun non pemerintahan,
sehingga mengakibatkan kurang maksimal dalam pelaksanaan program kegiatan;
b.
Peserta
KKN sebagian telah berkeluarga yang mengakibatkan konsentrasi kegiatan tidak
dapat berjalan dengan optimal;
c.
Peserta
KKN sebagian berusia tidak muda lagi, sehingga hal ini berpengaruh pada
semangat dan stamina;
d.
Keterbatasan
dana pendukung untuk melaksanakan program khususnya kegiatan pembangunan fisik
baik sektoral maupun lintas sektoral;
e.
Waktu
yang sangat singkat sehingga kinerja terbatas;
f.
Masih
terjadinya salah persepsi dalam masyarakat desa peserta KKN berada, yakni
masyarakat desa setempat masih beranggapan bahwa KKN adalah untuk membangun
desa secara fisik. Padahal dana dari mahasiswa peserta KKN sangat terbatas,
terlebih lagi tidak diperbolehkan mengajukan proposal baik ke instansi/lembaga
maupun ke masyarakat;
g.
Wilayah
desa yang luas, serta tempat pemerintahan desa yang berjauhan dengan posko
mahasiswa KKN menyebabkan koordinasi dengan kepala desa beserta perangkat desa
setempat kurang berjalan dengan maksimal.
BAB III
ALTERNATIF PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
Setelah melakukan kegiatan orientasi lapangan terhadap kondisi dan
situasi wilayah Desa Kebonagung Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal, juga
pendekatan terhadap masyarakat desa setempat baik dari segi sosial keagamaan
maupun sosial budaya, sehingga kami dapat merumuskan alternatif pelaksanaan
program kerja KKN, antara lain:
A.
Kegiatan Sektoral Fisik
b.
Perbaikan
dan Penertiban sarana organisasi Musholla Nurul Muslimin
c.
Pengadaan sarana keagamaan ( Kitab Yasin dan Tahlil,
Berjanzi dan al-Qur’an )
d.
Pengadaan Sarana Ibadah ( Sajadah & Mukena )
B.
Kegiatan Sektoral Non Fisik
1.
Penyerahan
mahasiswa SETIA WS Semarang
2.
Ta’aruf
dengan kepala Desa Kebonagung beserta perangkat
3.
Ta’aruf
dengan lembaga LPMD/LKMD, tokoh agama dan tokoh masyarakat
4.
Pengajian
dalam rangka wisuda Qiro’ati
TPQ Bustanul Mubtadi’in.
5.
Pengajian telaah Qur’an (
Tafsir al-Qur’an )
6.
Pengajian Jam’iyah
Mujahidin ( Rutinitas )
7.
Mengikuti Kamisan ( Tahlil di Muqbaroh )
8.
Mengikuti Selasanan (
Keliling rumah warga )
9.
Membantu mengajar TPQ
10.
Membantu mengajar PAUD
DIAN MAHARDIKA
11.
Membantu Mengajar RA
Mahardika
12.
Membantu Mengajar MDA
13.
Mengikuti tahlil rutinitas malam Jum’at
C.
Kegiatan Lintas Sektoral Fisik
a.
Pengadaan
apotek hidup di balai Desa
b.
Pembuatan
papan informasi Musholla Nurul Muslimin
c.
Pembuatan
papan nama perangkat desa
d.
Pembuatan
papan informasi di balai desa
e.
Mushollaku
bersih
f.
Desaku Bersih
D.
Kegiatan Lintas Sektoral Non Fisik
a.
Mengikuti
kumpulan Rt/Rw
b.
Mengunjungi
objek wisata jurung sewu
c.
Mengikuti
posyandu
d.
Memberikan penyuluhan
pembuatan krupuk gandum
e.
Bimbingan
belajar,
f.
Pengadaan perlengkapan
Pramuka
g.
Mengikuti
prosesi ‘idul ‘adha
h.
Mengadakan
lomba sepeda santai.
E.
Tabulasi Hasil Kegiatan Program
Sebagai bukti dari hasil/laporan kegiatan KKN XXI SETIA-WS Semarang
Tahun 2012 Kelompok VI di Desa Kebonagung Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal,
kami sampaikan Tabulasi Program dan Hasil kegiatan kerja dalam bentuk/model
A.1, A.2, A.3, B.1, B.2 seperti berikut ini:
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Respon dan tanggapan
masyarakat terhadap Tim KKN sangat baik terbukti dengan permintaan –
permintaan dari warga kepada Tim KKN untuk ikut serta dalam memeriahkan
setiap kegiatan rutin yang telah ada. Sehingga secara tidak langsung
memudahkan Tim KKN untuk melaksanakan programnya.
- Hubungan social
kemasyarakatan antara masing – masing warga baik dengan aparat / perangkat
maupun dengan instansi lain sangat baik dan harmonis sehingga terbina rasa
persatuan dan kesatuan yang didasari dengan rasa kekeluargaan yang mana
hal ini merupakan modal dasar dalam pembangunan Desa Kebonagung Kecamatan
Ngampel Kabupaten Kendal
- Desa Kebonagung mampu
menjunjung tinggi Persaudaraan antar manusia walaupun beda strata sosial.
- Merupakan sebuah pengalaman yang mulia dengan adanya program KKN.
B. SARAN
Berdasarkan pengamatan dan
tinjauan langsung selama melaksanakan tugas KKN di Desa Kebonagung Kecamatan Ngampel Kabupaten
Kendal,
maka kami sampaikan beberapa saran sebagai berikut :
- Bagi
rekan – rekan anggota Tim KKN, bawalah pengalaman yang diperoleh selama
KKN dan amalkan pengalaman tersebut ke daerah masing – masing, karena
suatu ilmu tidak akan bermanfaat tanpa adanya suatu pengamalan,
- Kepada
segenap warga Desa Kebonagung Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal, kami
mohon untuk tetap menjaga dan melestarikan setiap kegiatan yang sifatnya
positif dan membangun serta yang merupakan modal untuk mendinamisasikan
pembangunan desa.
- Bagi
Tim Penyelenggara KKN dan DPL, kami mohon untuk lebih memberikan
koordinasi dan pantauan serta bimbingan kepada segenap Tim KKN sehingga
tercipta sebuah koordinasi yang lebih harmonis Untuk memudahkan
pelaksanaan progran kegiatan.
C. PENUTUP
Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin, segala puji
merupakan hal yang teramat patut dihaturkan kepada Allah SWT Sang Maha Penerima
Doa atas segenap rahmat, hidayah dan taufiq serta segala limpahan nikmat – Nya.
Sehingga kami segenap Tim KKN SETIA Walisembilah Semarang Angkatan XX Kelompok
II Tahun 2011 dapat melaksanakan program KKN di Desa Kuripan Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak dengan
baik, sukses dan lancar.
Kami hanya dapat berharap eksistensi kami
merupakan sebuah motivasi bagi warga agar dapat melestarikan setiap program
yang ada untuk memperlancar jalannya pembangunan.
Selanjutnya, semoga laporan
ini bermanfaat bagi semua pihak yang merupakan penentu bagi kesuksesan Tim
selama melaksanakan Program KKN. Khususnya bagi segenap Tim KKN SETIA WS
angkatan XX kelompok II Tahun 2011 .